Alat pertanian tradisional yang dimiliki oleh negeri ini begitu banyak. Hal tersebut tak terlepas dari realita Indonesia sebagai negara agraris. Lalu, apa saja di antara alat tersebut yang kini masih eksis dan mudah dijumpai? Temukan jawabannya dalam ulasan berikut ini.
Bagi orang Jawa, nama luku sudah tak Asing lagi di telinga. Ya, ini adalah sebutan bagi sebuah alat bajak tradisional yang berfungsi untuk membalik tanah sawah. Biasanya, tanah yang perlu diluku akan ditanami padi. Fungsi membalik tanah ini adalah agar tanah siap tanam kembali dan mengubur atau membalik akar tanaman lama ke dalam tanah. Lazimnya selama ini, luku oleh hewan seperti sapi atau kerbau.
Adapun tujuan me-luku adalah agar tanah menjadi gembur dan terhindar dari gulma atau tanaman pengganggu. Keunggulan dari menggunakan luku saat membajak adalah tanah akan lebih padat dan dalam daripada membajak menggunakan traktor. Hanya saja minusnya, menggunakan bajak tradisonal lebih lama dari bajak modern.
Umumnya luku berbentuk lempengan segitiga yang terbuat dari besi plat tajam. Dengan demikian saat dijalankan, alat ini akan membuat tanah teriris dan terbalik menjadi bentuk segitiga.
Masih tentang membajak tanah, alat pertanian tradisional yang masih eksis hingga kini lainnya adalah garu. Seperti pasangan, garu memang tak terpisahkan dari luku. Apabila luku berfungsi membalik tanah, garu ini berperan untuk meratakan tanah pasca proses luku. Dengan demikian, tanah akan lembut, datar dan siap untuk menanam kembali. Seperti halnya meng-garu, ngluku juga melibatkan hewan ternak seperti sapi atau kerbau. Adapun luku sendiri biasanya terbuat dari kayu juga bambu.
Dari proses membajak, beralih ke proses ‘bersih-bersih’. Alat pertanian tradisional berikutnya yang masih eksis di sekitar kita adalah arit. Istilah dalam Bahasa Jawa ini, berarti sabit dalam Bahasa Indonesia. Arit umumnya digunakan untuk membabat rumput besar yang mengganggu tanaman pertanian atau perkebunan. Selain itu, alat satu ini juga acap kali petani gunakan untuk merumput (mencari pakan ternak).
Tak ketinggalan ada cangkul yang menjadi alat pertanian tradisional yang banyak kita jumpai di sekitar. Berfungsi sebagai alat untuk menggali, nyatanya cangkul atau pacul juga bisa sebagai alat untuk membersihkan tanaman pengganggu, seperti rumput. Cara penggunaanya yaitu dengan mencangkul bagian berumput dan menimbunnya. Umumnya petani menggunakan cangkul untuk mem-bobok atau memperbaiki kembali pematang pada saat akan musim tanam padi. Pada tanaman palawija, biasanya petani menggunakan cangkul untuk proses membuat bedengan atau membalik tanah selayaknya proses luku.
Satu lagi, alat pertanian tradisional yang masih eksis adalah osrok. Terbuat dari lempengan besi plat yang berlubang-lubang segitiga lancip di bagian bawahnya, alat ini berfungsi untuk menyiangi rumput pengganggu tanaman padi. Osrok bisa single atau double bahkan triple. Maksudnya, dua atau tiga osrok sekaligus dihubungkan dengan satu tangkai pendorong, sehingga lebih banyak menjangkau bagian sawah yang hendak dibersihkan.
Nah, itu tadi deretan alat pertanian tradisional yang masih eksis di sekitar kita hingga kini. Meski demikian, kita juga tak bisa memungkiri bahwa keberadaannya tak lagi banyak lantaran sejumlah alasan. Salah satunya adalah kian masifnya penggunaan mesin-mesin pertanian yang membuat bertanam lebih mudah dan murah. Khusus bagi Anda yang tengah mencari alat-alat pertanian modern, bisa langsung ke Toko Sinar Surya Bali. Tak hanya melayani offline, toko yang berbasis di Denpasar ini juga melayani pembelian secara online dengan pengiriman ke seluruh Indonesia. (y)