Kentang hitam menjadi sumber karbohidrat yang langka, tetapi kaya manfaat. Lantas, apa sebenarnya keistimewaannya? Yuk, simak dalam artikel di bawah ini.
Konon, orang Portugis menemukan kentang hitam mula-mula di kawasan Pantai Coromandel di Selandia Baru dan juga di Sri Lanka. Jumlahnya memang tak banyak. Namun, ada kemungkinan orang Arab membawanya ke India. Sementara Portugis membawa kentang yang umumnya berbunga dari bulan Februari-Agustus ini ke Malaka. Alasan mereka membawanya adalah sebagai makanan impor dan bagus untuk ditanam di iklim kering.
Sementara itu, dalam perkembangannya, tanaman ini lantas juga menyebar di Madagaskar juga negara-negara di Asia, seperti Malaysia, Indoensia, Singapura, Brunei Darusalam, Filipina hingga Papua Nugini. Khusus di Indonesia, tanaman yang bisa diperbanyak dengan setek ini, menyebar dari kawasan Sumatra, Jawa hingga Maluku. Di Jawa, kentang berkulit hitam ini tersebar di Banten, Jakarta, Magelang, Yogyakarta hingga Bali.
Bukan rahasia lagi jika kentang bisa tumbuh dengan baik di kawasan berhawa dingin atau pegunungan. Demikian pula dengan kentang hitam yang mampu tumbuh dengan baik pada ketinggian 40-1300 mdpl. Menariknya, kentang yang memiliki serabut akar ini menyukai kawasan yang panas. Artinya tempat dingin, tetapi cukup sinar matahari atau beriklim kering adalah habitatnya. Tak mengherankan jika kentang yang ukurannya lebih kecil dari kentang pada umumnya ini malahan ditanam di sawah padi. Umumnya, petani akan menanamnya usai tanam padi. Tulisan de Bie (De Landbouw der Inladsche Bevolking op Java [Pertanian dalam Masyarakat Jawa], 1901-02, jilid I:107) bahkan menyebut jika jenis kentang satu ini bisa tumbuh di areal persawahan Batavia atau yang sekarang kondang sebagai Jakarta.
Adapun di Indonesia sendiri, kentang hitam memiliki sebutan yang beragam di berbagai daerah. Di Gayo tanaman ini disebut gombili, di Batak hombili, di Aceh dan Sumatra Barat menyebutnya sebagai kembili. Lain halnya dengan orang Sunda yang menyebut sebagai huwi kentang dan Kambili di Jawa Timur. Lalu, di Jawa, kentang ini disebut dengan nama sangat beragam, mulai dari kentang ireng, kumbili jawa, hingga kentang klici.
Sementara itu, kentang hitam memiliki manfaat yang beragam. Umbi bernama ilmiah Plectranthus rotundifolius ini merupakan sumber karbohidrat. Tidak hanya dikonsumsi dengan merebusnya begitu saja, kentang ini bahkan juga bisa menjadi campuran untuk sayur lodeh, sayur asem hingga aneka jajanan.
Kentang hitam berkhasiat untuk mengatasi sembelit berkat kandungan serat tinggi yang di dalamnya. Lalu, kentang imut ini juga bisa menurunkan tekanan darah berkat kandungan kalium di dalamnya. Kalium yang tekandung dalam kentang ini akan berfungsi membuang kelebihan natrium di dalam tubuh, sehingga tekanan darah menjadi turun. Pasalnya, kelebihan natrium bisa berakibat tertahannya cairan di tubuh yang membuat volume cairan darah dan tekanan darah.
Selain itu, manfaat dari kentang hitam adalah mencegah penyakit Alzheimer, yaitu penurunan daya ingat dan fungsi kognitif. Hal ini berkat kandungan niasin di dalamnya. Zat tersebut berdasarkan penelitian mampu melindungai sel-sel otak dan mencegahnya dari kerusakan.
Berikutnya, kandungan flavonoid dan antosianin pada kentang hitam diyakini mampu mencegah kanker.
Nah, demikian sejumlah informasi tentang kentang hitam. Apakah Anda tertarik mengembangkannya secara masal? Atau ingin coba menanamnya sebagai variasi untuk menghijaukan kebun mini sayuran di hunian Anda. Apa pun pilihannya, urusan berkebun dan bertani, ingat Toko Sinar Surya yang senantiasa menyediakan beragam mesin pertanian juga mesin teknik lainnya. (y)