Salak Bali menjadi komoditas andalan sekaigus daya tarik wisata melengkapi berbagai destinasi wisata menarik lainnya. Lalu, seperti apa kekhasan Salak ini dan jenis-jenisnya? Temukan jawabannya dalam ulasan berikut ini.
Dibandingkan dengan jenis salak lainnya, Salak Bali memiliki cita rasa yang berbeda dan begitu khas. Keistimewaan lainnya, terletak pada jenis bunganya. Para peneliti menyebut jika salak asal Bali itu menjadi satu-satunya jenis salak di dunia yang memiliki bunga sempurna atau berumah satu. Artinya, salak tersebut pada kuntum bunganya memiliki bunga jantan dan betina yang membuatnya mampu melakukan penyerbukan sendiri tanpa bantuan baik dari angin, manusia maupun serangga. Hal ini berbeda dengan salak lainnya yang memiliki ‘jenis kelamin’ jantan dan betina, sehingga perlu bantuan manusia, angin maupun serangga untuk membantu penyerbukan.
Merujuk pada data BPS tahun 2022, hampir semua kabupaten di Bali memiliki hasil produksi Salak Bali. Meski demikian, angka produksi tertinggi ada di Kabupaten Karangasem dengan jumlah 23.970 ton. Mengekor di belakangnya ada Kabupaten Badung yang mampu menghasilkan buah serupa 1405 ton pada tahun yang sama. Sementara kabupaten lainnya hanya menghasilkan sedikit produk serupa dengan jumlah masing-masing kurang dari 1000 ton di tahun yang sama.
Hasil panen salak tersebut tak hanya dijual di Bali, tetapi juga merambah pasar luar negeri. Mengutip laman RadarBali yang dirilis pada 2021 lalu, menyebut Salak Bali sukses menembus pasar luar Pulau Dewata. Salah satunya adalah Nusa Tenggara Barat (NTB) yang tertarik dengan produk salak lantaran ciri khas rasanya. Laman yang sama pada Maret 2024 lalu juga merilis kabar bawah salak tersebut juga merangsek ke pasar Surabaya, Tangerang dan Jakarta bahkan menjangkau pasar luar negeri alias ekspor.
Sebagaimana tertulis pada data BPS di atas, tak mengherankan jika Karangasem kondang dengan wisata kebun salak. Salah satunya ada di Desa Sibetan, di Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem. Di daerah ini terdapat agrowisata Salak Bali. Saat jalan-jalan di desa tersebut, Anda akan menjumpai jalan-jalan di kanan kiri desa dipenuhi kebun salak. Menariknya lagi, desa ini memilki hawa sejuk, sehingga membuat wisatawan menjadi lebih betah.
Agrowisata salak ini memiliki 15 jenis varietas Salak Bali. Dari jenis tersebut, dua diantaranya adalah Salak nenas dan salak gula pasir yang memiliki cita rasa khas dan diburu para turis. Keduanya memiliki ciri rasa manis dengan daging buah tebal.
Jika ingin melihat produksi Salak Bali melimpah, datanglah ke desa wisata ini antara bulan Desember hingga Februari. Pasalnya, pada bulan-bulan tersebut, sedang masa panen raya. Dengan demikian, Anda akan bisa melihat aktivitas menarik masyarakat memanen salak.
Sementara itu, produksi melimpah saat panen raya juga memungkinkan untuk mengolah salak menjadi berbagai produk pangan lain—selain sebagai buah saja. Produk olahannya seperti wine, dodol, sirup hingga manisan.
Melihat demikian prospektifnya Salak Bali, apakah Anda tertarik untuk mengembangkannya? Atau malahan Anda tengah atau sudah mengembangkan kebun salak di Pulau Dewata? Jika iya, Toko Sinar Surya Bali siap mendukung usaha agrosiwsata Anda dengan menyediakan berbagai alat-alat pertanian dan perkebunan. Beragam mesin dan alat pertanian tersedia di toko yang berbasis di Denpasar ini. Anda dapat melakukan pembelian dengan datang langsung ke toko atau bisa berbelanja melalui WhatsApp tertera pada situs ini. Selain itu, ada juga pilihan belanja melalui marketplace Tokopedia dan Shopee. (y)