Menyebut nama Bali hampir semua orang mengetahuinya, tak hanya di kancah nasional, tetapi juga internasional. Hal tersebut tak terlepas dari keberadaaannya sebagai destinasi wisata kelas dunia. Namun, tahukah Anda jika ada sejarah pariwisata Bali cukup panjang hingga akhirnya benar-benar populer seperti saat ini? Berikut ulasannya yang dirangkum dari berbagai sumber.
Hingga saat ini belum ada dokumen pasti yang menyebut tentang sejarah pariwisata Bali. Namun, adal mula pulau ini menjadi destinasi wisata bisa ditelusuri sejak kedatangan Barat, dalam hal ini Belanda. Wikipedia menyebut pada 1579 Cornellis de Houtman menjadi orang Barat pertama yang menginjakkan kaki di tempat yang kini masyur dengan sebutan Pulau Dewata itu. kedatangannya sebenarnya tak lebih untuk mencari rempah-rempah. Meski tak mendapati yang mereka cari, tetapi de Houtman malahan menjumpai fakta kehidupan masyarakat yang unik dan tidak ada di tempat lain di dunia yang pernah mereka kunjungi. Disebutkan bahwa bentang alamnya indah dan memilki penduduk sendiri, bernama Bali. Ia lantas melaporkan hal tersebut kepada Raja Belanda.
Sejarah pariwisata Bali bisa dikatakan bermula pada masa pemerintahan Hindia Belanda, tepatnya di awal abad ke-20. Tak pelak, orang Barat pun mulai banyak yang masuk ke Bali. Konon, wisatawan mulai mendatangi pulau ini pada 1920 seiring dengan masuknya kapal dagang Belanda KPM. Kapal ini memiliki jalur pelayaran dari Singapura, Batavia (kini Jakarta), Semarang, Surabaya dan singgah di Buleleng Bali dengan membawa turis asal Eropa. Banyaknya pemintaan orang Eropa untuk singgah di Buleleng membuat Pemerintah Hindia Belanda kala itu mengubah jalur pelayaran tersebut menjadi Bali Express. Pada 1924 Pemerintah Hindia Belanda pun berani membuka kantor urusan wisata di Bali yang bernama Official Tourist Buerau. Di luar perkiraan, turis Eropa membludak hingga Kapal Bali Express dalam setahun bisa melakukan perjalanan laut hingga 18 kali.
Nah, diantara turis yang datang ke Bali waktu itu termasuk para seniman, temasuk penulis dan pelukis. Salah satunya adalah Dr Gregor Krause yang merupakan utusan Pemerintah Kolonial Hindia Belanda untuk mendokumentasikan Balid alam foto dan buku. Ada pula Miguel Covarrubias yang kondang dengan tulisannya yang berjudul The Island of Bali pada 1930. Selain itu adan nama-nama Asing lainnya yang ‘turu’ mempromosikan’ Bali ke kancah dunia, yaitu Walter Spies, Le Mayeur juga Antonio Blanco.
Menyebarnya kabar tentang keindahan Bali ke Barat pun membuat pulau ini menjadi lebih masyur di Eropa hingga muncul sebutan The Island of Gods. Kunjungan wisatawan yang terus meningkat pun membuat Pemerintah Hindia Belanda membangun hotel di Denpasar pada 1930. Jalur masuk ke Bali pun tak lagi lewat laut saja, tetapi juga melalui bandara yang kini populer dengan Ngurah Rai International Airport.
Kemudian memasuki masa kemerdekaan, Presiden Soekarno sengaja menjadikan Bali sebagai tempat untuk menerima tamu kenegaraan. Dengan car aini secara tak langsung Pemerintah Indonesia semakin memperkenalkan Bali ke kancah dunia. Lalu, pada 1963 mulailah pembangunan Hotel Bali Beach di Sanur. Hotel ini menjadi bangunan tertinggi di Bali hingga saat ini. Seiring berkembangnya waktu, Bali pun terus mengalami perkembangan sebagai destinasi wisata. Tak lagi sekedar menonjolkan keindahan alamnya, tetapi tempat ini juga mengangkat budaya sebagai daya tarik wisata. (Y)