Wisata pertanian di Jatiluwih Bali tak kalah dengan wisata pantai. Selain menonjolkan lanskap alam di dataran tinggi, wisata ini juga memberikan gambaran nyata akan masih terpeliharanya budaya Bali yaitu, subak, sistem irigasi khas Bali. Di samping itu, wisata ini juga memamerkan atraksi bertani yang menarik perhatian dan membuat pengalaman tak terlupakan.
Dari banyak destinasi wisata di Bali, salah satu yang menarik adalah Jatiluwih. Ya, desa yang ada di kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan Bali ini berada pada ketinggian 700 mdpl. Wilayah ini juga berada di kaki Gunung Batukaru yang disebut-sebut sebagai gunung tertinggi kedua di Bali. Dengan posisinya yang berada pada ketinggian itu, tak mengherankan jika desa ini memiliki hawa sejuk dan menjadi kawasan pertanian yang baik.
Tak tanggung-tanggung, lahan persawahan di desa ini mencapai lebih dari 50 ribu hektar. Merujuk pada angka ini, Jatiluwih menyabet predikat sebagai kawasan pertanian terluas di Bali. Sumber daya ini, ternyata mampu mengatrol desa Jatiluwih sebagai salah satu destinasi wisata menarik diBali. Tentu saja, yang menjadi ‘daya jual’ di dunia tourism adalah wisata pertanian di Jatiluwih Bali.
Sementara itu, salah satu hal menarik dari wisata pertanian di Jatiluwih Bali adalah sistem subak. Subak adalah pengaturan sistem irigasi tradisional oleh masyarakat Bali. Tak sekedar sistem pertanian yang berciri khas, Subak juga memiliki banyak filosofi. Salah satu budaya tak benda dari Bali yang telah dikenal sejak abad ke-11 ini, di dalamnya termasuk meliputi gotong royong, upaya pelestarian lingkungan, pengetahuan masyarakat tentang musim dan angin serta cara pengendalian hama tanaman.
Lalu, wisata pertanian di Jatiluwih Bali tak terlepas pula dari sawah terasering. Ya, berada di kawasan ketinggian, membuat sawah-sawah di desa ini dibuat berundak-undak atau terasering. Hal ini dimaksudkan agar pengairan berjalan dengan mudah dari satu kawasan yang tinggi ke petak sawah yang lebih rendah. Selain itu, sistem sawah terasering ini juga menjaga tanah tidak mudah longsor. Bonus dari ‘model sawah’ satu ini adalah pemandangan menakjubkan berupa hamparan hijau persawahan.
Pemandangan sawah terasering inilah yang kemudian banyak menjadi daya tarik wisata pertanian di Jatiluwih Bali. Para turis umumnya akan mengabadikan pengalaman berkunjung ke daerah ini dengan berswa foto dengan latar sawah yang berundak-undak tersebut.
Pemandangan lain yang tak kalah menarik adalah aktivitas para petani di Jatiluwih menggarap sawahnya. Anda bahkan bisa ikut ambil bagian mencoba ‘terjun’ ke sawah dengan atraksi metekab atau membajak sawah. Berbeda dengan membajak menggunakan traktor yang modern, metekab menggunakan kerbau untuk membajak. Pastinya ini akan menjadi pengalaman seru, karena Anda akan mencoba mengendalikan kerbau di sawah berlumpur. Selain itu, Anda juga bisa menikmati wisata edukasi lainnya dan mengajak anak-anak untuk mengenal pertanian.
Tak lengkap jalan-jalan tanpa belanja oleh-oleh. Nah, jika Anda berkunjung wisata pertanian di Jatiluwih Bali, bisa membeli buah tangan yang unik. Adalah beras merah khas Jatiluwih yang bisa Anda coba. Apabila membandingkan dengan beras merah dari daerah lain, beras merah dari Jatiluwih lebih khas aroma serta rasanya. (y)