Kepercayaan yang selama ini beredar menyebut fogging sebagai metode utama pencegahan penyakit demam berdarah. Faktanya, selain efektivitasnya membasmi nyamuk, pengasapan juga memiliki sejumlah dampak buruk bagi lingkungan dan kesehatan. Lebih dari itu, masih banyak lagi sederet fakta penting fogging yang selama ini terabaikan.
Bagi Anda yang sedang merencanakan melakukan fogging mandiri di lingkungan rumah atau perkebunan, sebaiknya cermati dahulu fakta penting fogging pencegah berikut ini.
Tak banyak orang menyadari fakta penting fogging yang satu ini. Menurut para ahli, melakukan pengasapan sebaiknya tidak terlalu sering karena berpotensi mencemari lingkungan dan kesehatan. Tak hanya itu, penggunaan racun serangga secara terus-menerus justru dapat meningkatkan kekebalan nyamuk alih-alih membunuhnya.
Program pemberantasan DBD di Indonesia umumnya menggunakan insektisida berjenis malathion cair yang dituangkan ke dalam fogging machine. Sayangnya, cara ini tidak secara langsung mencegah perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti. Asap dari racun serangga hanya mematikan nyamuk dewasa, sementara telur dan jentik nyamuk tidak bisa hilang begitu saja.
Jentik nyamuk akan berkembang menjadi nyamuk dewasa baru dalam 2-6 hari jika tidak ada penanganan. Oleh karena itu, masyarakat tetap perlu melakukan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) dengan 3M, yaitu: menguras, menutup sumber air, dan mengubur barang bekas bakal sarang nyamuk.
Fogging pada hakikatnya bukanlah pencegahan, melainkan pengendalian kasus demam berdarah. Penyakit negara tropis ini dapat dengan cepat menyebar di suatu wilayah yang memiliki riwayat penularan. Jika kondisinya demikian, maka pengasapan harus segera dilaksanakan demi memutus penularan kasus.
Menariknya, fogging tidak bisa dilakukan secara individual. Sebuah program pengasapan wajib mengikutsertakan seluruh masyarakat dalam suatu radius tertentu agar nyamuk tidak mudah kabur. Artinya, seluruh bangunan dalam suatu kawasan tertular harus siap terpapar semprotan asap insektisida.
Setidaknya terdapat dua jenis fogging yang dikenal masyarakat Indonesia. Pertama, fogging fokus hanya dilakukan saat musim hujan di sebuah wilayah tertular. Sedangkan, fogging massal menyasar lokasi rawan DBD pada saat sebelum dan sesudah musim hujan. Dua fakta penting fogging tersebut kerap kali tertukar karena sama-sama membutuhkan partisipasi seluruh warga.
Fogging umumnya menjadi tanggung jawab instansi kesehatan, meskipun semakin banyak masyarakat yang berinisiatif melakukan pengasapan mandiri. Terlepas dari siapa yang mengagasnya, setiap program wajib melibatkan tenaga ahli di bidang insektisida. Selain itu, protokol keselamatan juga tidak boleh terabaikan, seperti penggunaan sarung tangan dan pakaian hazmat bagi petugas penyemprotan.
Fakta penting fogging yang sering luput dari perhatian adalah pelaksanaannya ternyata tidak terbatas untuk membasmi nyamuk di area pemukiman. Penggunaan alat fogging saat ini sudah merambah area perkebunan dengan fungsi mengendalikan hama ulat. Pada skala kecil, fogging juga berguna sebagai pembasmi lalat pada kandang ternak.
Bagi masyarakat penggagas fogging mandiri, kelangkaan mesin fogging di pasaran tentu menimbulkan kekhawatiran tersendiri. Bagaimana tidak, di tengah serangan nyamuk dan hama di musim hujan yang semakin merajalela, kebutuhan akan mesin jenis ini sifatnya sangat mendesak. Untungnya, Toko Sinar Surya Bali punya solusinya.
Sinar Surya Bali menjual mesin fogging secara eceran dalam berbagai tipe dan merek. Salah satu produk andalan datang dari merek Mahkota dengan kode Supper Fogger MSF-150 A. Setiap mesin hadir bersama paket keselamatan yang terdiri dari baju pelindung, masker respirator dan toolkit.
Dapatkan juga produk berkualitas lainnya melalui marketplace Tokopedia ataupun toko offline Sinar Surya yang berbasis di Kota Denpasar, Bali. Tak melulu soal fakta penting fogging, kami siap melayani konsultasi setiap kebutuhan mesin Anda. (iay)